Tidak sampai di logika saya tentang orang yang memperolok-olok agama, seperti yang dilakukan 5 anak ababil SMA 2 Toli-toli. Agama mereka sendiri pula. Umur-umur segitu memang apa-apa dibecandain, saya pernah mengalaminya, tapi sangat keterlaluan kalo bawa-bawa Tuhan.
Konon, kelima anak tersebut sudah dikeluarkan dari sekolah. Padahal sudah kelas 12, nanggung banget. Malah ada beberapa yang depresi gara-gara dapat hukuman sosial. Dikucilkan. Kasihan mereka, iseng-iseng malah dapat jackpot. Ababil yang bablas.
Mengherankan sekali. Saya juga pernah labil seperti mereka. Saya juga pernah iseng, tapi saya mengerti batas karena orang-orang disekitar saya juga demikian. Yah kurang lebih seperti ini, "kau adalah dengan siapa kau bergaul". Jadi, menurut saya, tidak ada salahnya memilih-milih dalam berteman. Keliru sedikit bisa jadi malapetaka.
Kadang saya berpikir betapa sayangnya Tuhan kepada saya. Diberi lingkungan yang baik dan dikelilingi orang-orang yang baik pula. Alhamdulillah, nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang akan kau dustakan?
Syukurlah, saat berada di umur-umur labil, saya bersama orang-orang terbaik-Nya. Saya menjadi batas kelakuan bagi mereka, dan sebaliknya, mereka menjadi batas kelakuan bagi saya. Saya bersama orang-orang yang tepat di masa ABG saya. Terima kasih, Tuhan. Apa yang pernah saya sesali, menjadi syukur yang tak terhingga sekarang.
Terima kasih ibu, ternyata keputusan beratmu memasukkan saya di sekolah asrama tidak sia-sia (meskipun tiap awal tahun ajaran baru selalu minta pindah hahaha)
Terima kasih teman-teman vce, kalian adalah bagian dari hidup saya yang paling tidak pernah saya sesali.
Salam Pramuka.
di mana tombol 'like'-nya ini nah?
ReplyDeletekamu pernah ABG ? sama siapa ? :p
ReplyDeletechen: silahkan tekan tombol +1 :))))
ReplyDeletebencha: sama kamoooh~ hahaha :p